THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 08 Agustus 2010

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA PERKALIAN KELAS III SEKOLAH DASAR (MATHEMATICAL METHODS IN LEARNING PRIMARY multiplication CLASS III)

BAB I
PENDAHULUAN

Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik perlu diadakan sebuah inovasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran perkalian pada mata pelajaran matematika tingkat III SD, Seorang guru di harapkan mampu mengolah sistem perkalian pada pembelajaran dengan situasi peserta didik tersebut . Karena apabila terjadi ketidak seimbangan ,maka akan berakibat tidak terjadinya hubungan antara ilmu dari guru ke peserta didik . Maka akan terjadi peserta didik tersebut akan berfikiran bahwa pembelajaran pada pelajaran Matematika adalah sangat sulit sekali bahkan sampai- sampai siswa tersebut berfikiran akan takut terhadap Matematika. Dari sinilah peserta didik akan kesulitan terhadap apa yang akan dia kerjakan pada pelajaran Matematika .Rasa takut dan was-was pada pelajaran. Penalaran dan pemikirannya akan tidak mampu untuk mengolah apa yang diberikan oleh guru.
Sebelum melakukan sebuah pembelajaran pada pelajaran matematika maka terlebih dahulu siswa ditanamkan rasa bahwa ”Belajar matematika adalah belajar hidup. Matematika adalah jalan hidup”. Dan selanjutnya bahwa belajar matematika adalah ”Setelah menyelami prinsip-prinsip matematika, menyimpulkan bahwa prinsip kehidupan adalah keharmonisan. Kesulitan yang terus berkobar, menyulut keputusasaan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip matematika. Matematika adalah keindahan.” Proses berfikir akan mudah dan nyaman apabila pembelajaran matematika dikemas secara simple, fun, and effective. Dalam kemasan inilah siswa akan tumbuh pola berpikirnya. Karena siswa melakukan menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi pada pembelajaran matematika dengan fun(senang), simple(sederhana), dan effective( mudah dipahami). Dari sini sebuah kemampuannya akan muncul semuanya termasuk komunikasinya pada matematika dan kreatifitasnya akan muncul dan tumbuh dengan sendirinya. Maka dari itu penulis mengambil judul ” Metode Pembelajaran Matematika Pada Perkalian Kelas III Sekolah Dasar ” agar dapat tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik lagi.
RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini penulis merumuskan masalah dengan sebagai berikut:
Bagaimana Metode Pembelajaran Matematika Pada Perkalian Kelas III Sekolah Dasar demi terwujudnya tujuan pendidikan?

TUJUAN PENULISAN
Didalam penulisan ini penulis akan memberitahukan beberapa tujuan penulisan makalah ini diantaranya:
1. Untuk memberikan masukan kepada masyarakat umumnya dan pada para guru khususnya agar mengerti bahwa belajar pelajaran Matematika tidak sesulit yang kita bayangkan terutama mengajarkannya pada siswa.
2. Agar mengetahui peran dari masing-masing elemen yaitu peran guru dan peran siswa
3. Agar mengetahui bagaimana cara menyampaikan pembahasan matematika pada siswa dengan baik dan benar menurut situasi serta kondisi siswa terserbut.
4. Untuk memberi motivasi terhadap pembaca agar lebih kreatif dalam penyampaian pembahasan Matematika kepada siswa.
BATASAN MASALAH
Didalam cara penjabaran penulisan nanti, yang akan dibahas oleh penulis. Penulis mengharap agar tidak terlalu banyak keganjalan dalam penulisannya baik makna maupun istilah- istilah yang lain yang kurang memuaskan bagi para pembaca, maka dengan adanya ini penulis membatasi masalah- masalah, karena didalam pengertian Metode Pengajaran Matematika Pada Perkalian tidaklah sempit melainkan makna yang sangat luas karena itu, penulis tidak dapat menjabarkan pengertian tersebut secara keseluruhan / mendetail tapi yang akan dibahas adalah Pada Perkalian Kelas III Sekolah Dasar dalam arti umum, yaitu perkalian bilangan bulat sederhana yang diantaranya mencakup 1digit, 2digit, 3digit saja. Ini disebabkan karena kemampuan penulis masih terbatas dan masih dalam taraf pendidikan.

BATASAN ISTILAH
Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang relevan dengan maksud dan tujuan. Secara ringakas, metode adaalah suatu sistem untuk melalukan suatu tindakan.
Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat unsur-unsur yang membentuk satu kesatuan.
Unsur-unsur metode adalah wawasan intelektual, konsep, cara pendekatan (approach) persoalan, dan rancang bangun atas data (database).Wawasan intelektual berkenaan dengan nalar, tanggap rasa (sensation), pemahaman (perception), pengalaman ,dan ilmu pengetahuan. Konsep adalah hasil proses intelektul berpa kejadian imajinatif untuk memperluas dan menambah pemahaman sehingga dapat dibentuk gagasan baru yang dapat menganalisis persoalan secara lebih cermat.
Cara berkenaan dengan pola berfikir. Alas data adalah cerminan citra tentang “kenyataan” yang dimiliki seorang peneliti, atau pemahaman peneliti tentang “kenyataan”. Alas data dirancang bangun sedemikian rupa agar semua data yang terkumpul dapat dialokasikan kepada keddukan atau fungsi yang sepadan menurut maksud dan tujuan penelitian.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia di sebutkan, bahwa metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb) atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Peter R. Senn mengatakan, metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Dan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut.
Dari dua macam pendapat di atas dapat kita padukan menjadi; metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai dan mengetahui maksud atau tujuan yang telah ditentukan yang dengannya tujuan tersebut dapat dicapai dengan mudah.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) secara umum ditentukan sebagai kajian pola dari struktur, perubahan, dan ruang; tak resminya, seseorang dapat mengatakannya sebagai penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika. Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering mempunyai berasal dari ilmu pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi mathematikus juga menegaskan dan menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam ilmu pasti, karena struktur mungkin menyediakan, untuk kejadian, generalisasi pemersatu bagi beberapa sub-bidang, atau alat membantu untuk perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikus belajar bidang dilakukan mereka untuk sebab yang hanya estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni daripada sebagai ilmu praktis atau terapan.
perkalian adalah satu bagian matematika yang hanya dipelajari mereka yang sudah mahir dan sudah besar. This is a big milestone.
Perkalian adalah konsep matematika utama yang seharusnya dipelajari oleh anak-anak setelah mereka mempelajari operasi penambahan dan pengurangan. Bila operasi pertambahan dan pengurangan ini sudah diperkenalkan pada kelas satu di sekolah dasar, maka biasanya operasi perkalian mulai diperkenalkan pada kelas tiga di sekolah dasar.
Sekolah Dasar adalah sekolah tingkat dasar yang terdiri dari 6 tingkatan. Yang merupakan sekolah awal dari sekolah-sekolah pada tingkat atas / mahasiswa.
Kelas 3 SD merupakan salah satu tingkatan dari sekolah dasar yaitu tingkat 3 terdiri dari 6 tingkatan




BAB II
PEMBAHASAN
METODE BELAJAR METEMATIKA
“Matematika itu susah” merupakan pernyataan klasik. Bisa jadi sebagian besar anak didik Anda membenarkan kalimat tersebut. Apalagi mereka yang tidak menyukai matematika pasti beranggapan bahwa ilmu pasti ini rumit, njelimet, membingungkan, dan bikin pusing saja. Akhirnya mereka pun jadi malas belajar matematika.
Satu hal yang harus Anda pahami dan sadari, tidak semua siswa mempunyai tingkat intelektual tinggi. Kemampuan setiap siswa menangkap materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda. “Setiap anak memiliki daya nalar yang berbeda. Respon mereka terhadap materi yang disampaikan guru ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Memaksa dan memarahi anak didik tidak akan membuahkan hasil seperti harapan Anda,” demikian penuturan Guru Besar Psikologi dan pengamat pendidikan Universitas Diponegoro dalam Suplemen Pendidikan Media Indonesia (3 Mei 2002). Khusus untuk mata pelajaran matematika, jangan menyuruh anak menghafal rumus. Hal ini juga ditegaskan Seto Mulyadi, ahli psikologi anak. Seperti dikutip dari majalah Bobo, 18 Juni 2001, menurutnya, matematika merupakan ilmu pasti yang menuntut pemahaman dan ketekunan berlatih. Menghafal rumus dan cara mengerjakan soal bukan langkah tepat membuat anak cakap dalam ilmu ini. Pendidik seharusnya memiliki metode mengajar yang menggugah minat siswanya. Seorang guru matematika kelas 6 SDK 2 Penabur Jakarta, Hennyriawati ( Kompas, 3 Oktober 2004) memiliki cara mengajar yang dapat dicontoh. Dia selalu memberi contoh manfaat belajar matematika kepada anak didiknya yang malas belajar matematika. “Saya selalu menyadarkan mereka akan manfaat dan nilai penting belajar matematika. Tips belajar matematika juga saya berikan agar mereka melakukannya,” tutur Henny.
Tanamkan pada anak didik, dengan belajar matematika kita akan tahu dan bisa mengukur berapa jauh jalan balik menuju tempat semula sehingga tidak tersesat. Kita juga bisa mengatur uang saku yang harus dikeluarkan dan berapa rupiah sisanya yang bisa ditabung. Dalam matematika seringkali terdapat banyak soal cerita. Ketika mengerjakan soal cerita, kita dituntut mengaitkan beberapa hal sehingga dapat membuat logika kita berjalan.
Beberapa tips berikut ini dapat diterapkan oleh guru untuk mempelajari matematika.
• Sebagai pendidik berusahalah supaya cara mengajar Anda menarik bagi para siswa sehingga mereka menyukai Anda. Cobalah untuk sabar dan telaten menuntun mereka belajar. Selingi jam mengajar Anda dengan dongeng dan lelucon.
• Jangan memaksa anak menghafal rumus matematika. Ajaklah mereka memahami teori dan langkah-langkah pengerjaan soal dengan memberi contoh yang dekat dengan dunia anak-anak.
• Cobalah membuat sketsa untuk mempermudah siswa memahami soal cerita. Khusus untuk soal cerita pada perkalian, ajaklah siswa menggunakan alat peraga bersama.
• Cobalah Anda membuat bank soal dari soal-soal sulit yang ditemukan dari sumber mana pun. Anda dan semua siswa mencoba menyelesaikan semua soal itu bersama-sama. Bisa juga dibentuk kelompok belajar. Setiap kelompok harus ada 1 dan 2 anak yang pandai matematika supaya bisa membantu teman-temannya. Tentu saja Anda tetap memberi petunjuk penting. matematika memang agak rumit, bahkan sangat rumit. Salah satu alternatifnya bagaimana kita sebagai seorang guru bisa memberikan metode termudah didalam memberikan ilmu matematika kepada anak didik kita. salah satu diantaranya yang dikemukakan dalam buku tepri belajar dikatakan bahwa ada tiga komponen dalam belajar khususnya matematika:
1. Persiapan
2. Latihan
3. Pengulangan
untuk persiapan sudah jelas bahwa untuk memudahkan memahami konsep matematika harus ada opersiapan antara murit sama guru. dengan persiapan itulah maka tata bahasa yang dituturkan oleh guru kepada muritnya bisa ditanngkap secara menyeluruh asalkan dari siswa juga ada persiapan untuk menerima materi yan g diberikan oleh guru.
CARA MENGUASAI RUMUS CEPAT MATEMATIKA
Trachtenberg mempertaruhkan jiwanya menentang Hitler. Trachtenberg, setelah menyelami prinsip-prinsip matematika, menyimpulkan bahwa prinsip kehidupan adalah keharmonisan. Peperangan yang terus berkobar, menyulut kebencian tidak sesuai dengan prinsip-prinsip matematika. Matematika adalah keindahan.
Atas penentangannya ini, Hitler menghadiahi Trachtenberg hukuman penjara. Bagi Trachtenberg, perjara bukan apa-apa. Di dalam penjara, dia justru memiliki kesempatan memikirkan matematika tanpa banyak gangguan. Karena sulit mendapatkan alat tulis-menulis, Trachtenberg mengembangkan pendekatan matematika yang berbasis mental-imajinasi.
Seribu tahun sebelum itu, AlKhawaritzmi mengembangkan disiplin matematika baru: aljabar. AlKharitzmi beruntung hidup dalam lingkungan agama Islam yang kuat. Ajaran Islam, secara inheren, menuntut keterampilan matematika tingkat tinggi. Misalnya, Islam menetapkan aturan pembagian waris yang detil. Pembagian waris sistem Islam melibatkan banyak variabel matematis. Variabel-variabel yang beragam ini menantang penganut Islam – termasuk AlKhawaritzmi – untuk mencari pemecahan yang elegan.
Pemecahan terhadap sistem persamaan yang melibatkan banyak variabel ini membawa ke arah disiplin baru matematika: aljabar. AlKhawaritzmi menulis buku khusus tentang aljabar yang sangat fenomenal. Buku yang berjudul Aljabar ini menjadi panutan bagi matematikawan seluruh dunia. Sehingga nama AlKhawaritzmi menjadi dikenal sebagai Aljabar AlKhawaritzmi (Algebra Algorithm).
Sistem kalender Islam yang berbasis pada komariah (bulan, lunar) memberikan tantangan tersendiri. Penetapan awal bulan menjadi krusial di dalam Islam. Berbeda dengan kalender syamsiah (matahari, solar). Dalam kalender syamsiah, kita tidak begitu sensitif apa berbedaan tanggal 1 Juni dengan 2 Juni. Tetapi pada sistem komariah, perbedaan 1 Ramadhan denga 2 Ramadhan berdampak besar. Itulah sebabnya, astronomi Islam dapat maju lebih awal. Astronomi memicu lebih berkembangnya teori trigonometri. Aturan sinus, cosinus, dan kawan-kawan berkembang pesat di tangan para astronom Islam waktu itu. Ajaran agama Islam adalah jalan hidup. Untuk bisa melaksanakan ajaran Islam diperlukan matematika. Matematika menjadi jalan hidup. Sehebat itukah peran matematika? Haruskah kita mengambil matematika sebagai jalan hidup? Tidak selalu! Tidak semua orang perlu mengambil matematika sebagai jalan hidup. Tidak harus semua orang meniru AlKhawaritzmi dan Trachtenberg. Beberapa orang belajar matematika hanya untuk kesenangan. Beberapa orang yang lain belajar karena kewajiban. Ada pula yang belajar matematika agar naik jabatan. Ada juga agar lulus UN, SPMB, UMPTN. Ada juga untuk menjadi juara. Masing-masing tujuan, berimplikasi kepada cara belajar matematika yang berbeda. Misalnya bila Anda belajar matematika untuk kepentingan lulus UN, SPMB, UMPTN 2008 akan berbeda dengan belajar untuk memenangkan olimpiade matematika. Matematika UN, SPMB, UMPTN 2008 hanya menerapkan soal pilihan ganda. Implikasinya Anda hanya dinilai dari jawaban akhir Anda. Proses Anda menemukan jawaban itu tidak penting. Jadi Anda harus memilih siasat yang cepat dan tepat.
Gunakan berbagai macam rumus cepat dalam matematika. Rumus cepat ampuh Anda gunakan untuk UN, SPMB, UMPTN. Tetapi rumus cepat matematika tidak akan berguna untuk olimpiade atau kuliah kalkulus kelak di perguruan tinggi. Anda harus sadar itu. Contoh rumus cepat matematika yang sering (hampir selalu) berguna ketika UN, SPMB, UMPTN adalah rumus tentang deret aritmetika. Dari uraian di atas peran guru sangatlah penting, karena sebagai penentu sebuah keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Guru dituntut agar lebih aktif dalam berbagai hal misalnya:
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
1. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
2. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
3. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
4. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.


8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
PENGHITUNGAN PERKALIAN
Metode untuk mengajarkan Perkalian pada tahap awal yang paling sesuai adalah dengan menghubungkan ke konsep. Penambahan, yaitu dengan memandang perkalian sebagai penambahan beruntun (3*4 = 4+4+4 = 12). Karena dengan pendekatan penambahan beruntun ini, si anak dapat menggunakan pemahaman yang telah didapat selama mempelajari operasi Penambahan untuk selanjutnya digunakan mempelajari Perkalian. Dengan pendekatan ini konsep Perkalian dipandang oleh si anak sebagai perkembangan wajar dari konsep Penambahan yang telah dimengerti olehnya.Ada beberapa tahap untuk mengajarkan anak-anak mengenai konsep perkalian ini. Tahap-tahap ini bergantung pada kemampuan (bukan pada umur) anak tersebut secara unik sehingga tidak dapat dipaksakan dalam proses pengajarannya. Untuk memudahkan, cara pengajaran operasi perkalian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pengenalan perkalian, tahap perkalian tradisional, tahap perkalian mental. Yang nantinya akan dibahas secara terinci satu demi satu.1. Tahap Pengenalan PerkalianDalam tahap ini, diperkenalkan konsep Perkalian sebagai Penambahan
Beruntun dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan menggunakan wadah telur (atau wadah lain yang dalamnya bersekat-sekat), dan dengan menggunakan kelereng untuk mengajarkan operasi perkalian, misalnya 3*4. Langkah pertama adalah menjelaskan bahwa Operasi Perkalian 3*4 mempunyai arti tiga kelompok dari 4 (empat) kelereng. Kemudian diilustrasikan dengan mengisi tiga ruang dalam wadah telor tersebut masing-masing dengan 4 (empat) kelereng. Selanjutnya siswa diminta untuk membilang semua kelereng yang ada dalam wadah telor tersebut dari 1 (satu) s.d 12 (duabelas). Selanjutnya kita mengenalkan Sifat Komutatif dari Perkalian, dengan mengambil kembali keduabelas kelereng tadi. Kemudian mengajarkan bahwa 3*4 = 4*3, dengan menjelaskan 4*3 mempunyai arti empat kelompok dari 3 (tiga) kelereng sembari meletakkan keduabelas kelereng tersebut ke dalam empat ruang dalam wadah telor tersebut masing-masing dengan 3 (tiga) kelereng. Lakukan permainan ini berulang-ulang dengan kasus-kasus perkalian dasar yang lain.Cara alternatif yang lain untuk mengajarkan menggunakan kertas berpetak dan pensil berwarna. Misalkan untuk mengajarkan 3*4, yang di sini mempunyai arti tiga kelompok dari 4 (empat) kotak. Sehingga siswa akan mewarnai 3 baris dengan 4 (empat) kotak pada masing-masing baris (4 + 4 + 4). Selanjutnya untuk mengajarkan 4*3, yang disini mempunyai arti empat kelompok dari 3 (tiga) kotak, siswa dapat mewarnai 4 baris dengan 3 (tiga) kotak pada masingmasing baris (3 + 3 + 3 + 3). Untuk membandingkan kedua gambar tersebut, gambar kedua dapat diputar 90 derajat sehingga akan sama persis dengan gambar pertama. Kunci pada tahap pengenalan perkalian ini adalah seluruh pengajarannya menggunakan Contoh Nyata dan Kata-kata, belum ada notasi angka tertulis dalam tahap ini.2. Tahap Perkalian Tradisional Pada tahap ini tentunya dimulai dengan penulisan operator perkalian ( * ). Yang menjadi masalah paling pokok dalam mengajarkan operasi perkalian adalah mengajarkan Tabel Perkalian dari 1 (satu) s.d 9 (sembilan) dengan bertahap sampai siswa dapat menghafal di luar kepala tabel perkalian ini. Selanjutnya setelah tabel perkalian ini dikuasai, urutan pengajarannya adalah berdasarkan jumlah digit bilangan yang terlibat, misalnya satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Pada setiap digit bilangan ini dilakukan latihan yang berulang-ulang agar siswa dapat menguasai dengan mahir. Baru kemudian berpindah ke digit bilangan yang lebih banyak.
Tabel Perkalian
x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45
4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
6 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72 78 84 90
7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 105
8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80 88 96 104 112 120
9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90 99 108 117 126 135
10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
11 11 22 33 44 55 66 77 88 99 110 121 132 143 154 165
12 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 180
13 13 26 39 52 65 78 91 104 117 130 143 156 169 182 195
14 14 28 42 56 70 84 98 112 126 140 154 168 182 196 210
15 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225
16 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 208 224 240
17 17 34 51 68 85 102 119 136 153 170 187 204 221 238 255
18 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 270
19 19 38 57 76 95 114 133 152 171 190 209 228 247 266 285
20 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
21 21 42 63 84 105 126 147 168 189 210 231 252 273 294 315
22 22 44 66 88 110 132 154 176 198 220 242 264 286 308 330
23 23 46 69 92 115 138 161 184 207 230 253 276 299 322 345
24 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 264 288 312 336 360
25 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375
26 26 52 78 104 130 156 182 208 234 260 286 312 338 364 390
27 27 54 81 108 135 162 189 216 243 270 297 324 351 378 405
28 28 56 84 112 140 168 196 224 252 280 308 336 364 392 420
29 29 58 87 116 145 174 203 232 261 290 319 348 377 406 435
30 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450

Cara Mengajarkan Perkalian dengan bilangan 0 (nol) dan 1 (satu) [ Bagian berstabilo hijau dalam tabel perkalian] Pada level ini diperkenalkan sifat yang mendasar dari operasi perkalian terhadap bilangan 0 (nol) dan 1 (satu). Mula-mula perkalian dengan bilangan 0 (nol), misalnya 0*3. Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan berulang maka dapat dijelaskan bahwa 0*3 = 0 + 0 + 0 = 0. Sedangkan untuk perkalian 3*0 dapat dijelaskan mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap sebelumnya, sehingga 3*0 = 0*3 = 0. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain dengan bilangan 0 (nol). Selanjutnya untuk perkalian dengan bilangan 1(satu), misalnya 1*4. Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan berulang maka dapat dijelaskan bahwa 1*4 = 1+1+1+1 = 4. Sedangkan untuk perkalian 4*1dapat dijelaskan mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap sebelumnya, sehingga 4*1 = 1*4 = 4. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain dengan bilangan 1 (satu). Cara ini diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang adab. Cara Mengajarkan Perkalian dengan bilangan 2 (dua), 5 (lima) dan 9 (sembilan) [ Bagian berstabilo kuning dalam tabel perkalian] Di sini akan dipelajari cara mengajarkan perkalian dengan bilangan 2 (dua), 5 (lima) dan 9 (sembilan). Mengapa bilangan ini didahulukan dalam pengajarannya dibandingkan dengan bilangan yang lain? Hal ini karena bilangan 2 (dua), 5 (lima) dan 9 (sembilan) mempunyai pola yang mudah untuk dipahami. Mula-mula perkalian dengan bilangan 2 (dua), misalnya 2*3. Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan berulang maka dapat dijelaskan bahwa 2*3 = 2+2+2 = 6. Sedangkan untuk perkalian 3*2 dapat dijelaskan mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap sebelumnya, sehingga 3*2 = 2*3 = 6. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain dengan bilangan 2 (dua) yang selalu menghasilkan bilangan GENAP, yaitu dari 2 (dua) s.d 18 (delapanbelas).Untuk perkalian dengan bilangan 5 (lima), misalnya 5*3. Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan berulang maka dapat dijelaskan bahwa 5*3 = 5+5+5 = 15. Sedangkan untuk perkalian 3*5 dapat dijelaskan mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap sebelumnya, sehingga 3*5 = 5*3 = 15. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain dengan bilangan 5 (lima) yang selalu menghasilkan bilangan dengan DIGIT terakhir 5 (lima) atau 0 (nol), yaitu dari 5, 10, sampai dengan 45..Selanjutnya untuk perkalian dengan bilangan 9 (sembilan), misalnya 9*3. Berdasarkan pemahaman bahwa perkalian merupakan pertambahan berulang maka dapat dijelaskan bahwa 9*3 = 9+9+9 = 27. Sedangkan untuk perkalian 3*9 dapat dijelaskan mengunakan Konsep komutatif yang telah dipahami siswa dalam tahap sebelumnya, sehingga 3*9 = 9*3 = 27. Demikian pula untuk perkalian bilangan-bilangan lain dengan bilangan 9 (sembilan) yang selalu menghasilkan bilangan dengan JUMLAH digitnya selalu 9 (sembilan) contohnya 27 [2+7=9]. Perhatikan pula hasilkali yang lain dengan bilangan 9, yaitu 18, 27,36, 45, 54, 63, 72, dan 81 Cara ini kemudian diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang adac. Cara Mengajarkan. Perkalian dengan bilangan 3 (tiga), 4 (empat), 6 (enam), 7 (tujuh) dan 8 (delapan) [ Bagian berstabilo merah muda dalam tabel perkalian]Untuk Perkalian 3*3, 3*4, dan 4*4 masih mudah diajarkan. Caranya dapat dengan menggunakan pemahaman pertambahan berulang. Contohnya 3*4 = 3+3+3+3 = 12. Sedangkan untuk perkalian dengan bilangan 6, 7 dan 8 dapat menggunakan Sifat Distributif dari perkalian untuk mempermudah penjelasannya. Pertama Sifat Distribusi ini diterapkan untuk perkalian 6, 7 dan 8 dengan bilangan yang kecil (3 dan 4) terlebih dahulu. Contohnya untuk kasus perkalian 3*7 dapat disederhanakan menjadi 3* (4+3) = 3*4 + 3*3 = 12 +9 = 21. Atau contoh lain 4*8 = 4* (4+4) = 4*4+4*4 = 16 + 16 = 32. Dengan menguasai perkalian di atas maka dapat diajarkan 6, 7 dan 8 dengan bilangan yang besar. Misalnya 6*7 = 6* (3+4) = 6*3 + 6*4 = 18 + 24 = 42. Atau contoh lain 7*8 = 7* (4+4) = 7*4 + 7*4 = 28 + 28 = 56. Cara ini kemudian diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang adaKETERANGAN : Bagian Tabel Perkalian dengan stabilo berwarna biru dapat dipelajari dengan mudah dengan menggunakan Sifat komutatif dari Perkalian.d. Cara Mengajarkan Perkalian Puluhan dan Satuan ( sebagai contoh 43 * 5) Letakkan satu bilangan (43) di atas bilangan yang lainnya (5) sedemikian sehingga baik puluhan maupun satuannya berada dalam satu garis lurus. Dan tarik garis horisontal dibawah bilangan kedua. 43 5Kalikan kedua digit satuan dari dua bilangan tersebut (3*5 = 15). letakkan Angka 1 (‘SATU’) diatas kolom puluhan dan letakkan Angka 5 (‘LIMA’) pada bawah garis horisontal dengan letak yang sesuai.143 5 5Kalikan digit puluhan dari bilangan pertana dengan bilangan ke dua. (4*5 = 20).. Tambahkan hasilnya dengan Angka 1 (‘SATU’) diatas kolom puluhan, sehingga didapat 20+1 = 21. Letakkan hasilnya (21) pada bawah garis horisontal dengan letak yang sesuai 1 43 5215Cara ini kemudian diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang adae. Cara Mengajarkan Perkalian Puluhan ( sebagai contoh 12 * 43) Letakkan satu bilangan (12) di atas bilangan yang lainnya (43) sedemikian sehingga baik puluhan maupun satuannya berada dalam satu garis lurus. Dan tarik garis horisontal dibawah bilangan kedua. 1243Kalikan bilangan pertama dengan digit satuan dari bilangan ke dua. (12*3 = 36). Letakkan hasilnya (36) pada bawah garis horisontal dengan letak yang sesuai.124336Kalikan bilangan pertama dengan digit puluhan dari bilangan ke dua. (12*4 = 48). Letakkan hasilnya (48) pada bawah garis horisontal dengan letak yang sesuai 12 43 3648_Kemudian jumlahkan hasil yang telah didapat dari dua perkalian sebelumnya : 12 43 3648_516Cara ini kemudian diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang adaCara ini kemudian diulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang ada. Kemudian kita masuk ke dalam digit bilangan yang lebih tinggi misalnya ratusan, ribuan dan seterusnya.3. Tahap Perkalian MentalPerhitungan Mental adalah cara menghitung dengan hanya menggunakan Otak manusia, tanpa dengan bantuan peralatan yang lain. Dalam penelitian didapatkan kesimpulan bahwa perhitungan mental ini dapat meningkatkan kepercayaan diri, kecepatan merespon, ingatan dan daya konsentrasi pada para praktisinya. Kunci utama dalam Perkalian secara mental adalah Ingatan (memori) dalam menjumlahkan dari 0 (nol) s.d 9 (sembilan) yang sudah diluar kepala. Serta Visualisasi (visualization) dari proses manipulasi operasi perkalian. Berdasarkan cara memvisualisasinya, Perkalian Mental dapat dibagi dalam dua kategori:A. Visualisasi Langsung (Direct Visualization)Di sini konsep Metode Horisontal mulai berperan secara dominan. Pengenalan Konsep Asosiasi Posisi dengan menggunakan Notasi Pagar adalah esensial untuk menggunakan visualisasi secara langsung ini. Kata ‘langsung’ di sini artinya adalah kita langsung bermain dengan konsep abstrak dari Angka tanpa menggunakan peralatan bantuan. Mula-mula siswa diajarkan menghitung perkalian dengan metode horisontal dengan Notasi Pagarnya secara tertulis, selanjutnya mereka dilatih untuk membayangkan (memvisualisasi) proses manipulasi yang telah dilakukannya. Contoh:a. Cara mengajarkan Perkalian Mental Puluhan dengan Satuan (sebagai contoh 84*6)Mula-mula diajarkan pola horisontal dari operasi perkalian ab*c = a*c | b*c. Selanjutnya didapat: (8 | 4) * (6) = (8*6) | (4*6)Di sini Ingatan harus bertindak dengan menghitung setiap kolom dalam pagar sebagai berikut :(8*6) | (4*6) = 48 | 24Selanjutnya dilakukan perggeseran agar jumlah digit pada kolom sesuai dengan jumlah Notasi Pagarnya, sebagai berikut:48 | 24 = 48+2 | 4 = 50 | 4Sehingga hasilnya adalah 504Jadi disini terdapat tahap-tahap manipulasi sebagai berikut:1. Mengalikan Bilangan sesuai Pola Horisontal untuk Perkalian a*b | a*c = 48 | 242. Menggeser agar jumlah digit pada kolom sesuai dengan jumlah Notasi Pagarnya 48 | 24 = 50 | 43. Sehingga jawabannya adalah 504KETERANGAN: Perhatikan pola perhitungan yang tetap konsisten untuk setiap soal yang ada yaitu mulai dari Kanan ke Kirib. Cara mengajarkan Perkalian Mental Puluhan (sebagai contoh 84*35)Mulamula diajarkan pola horisontal dari operasi perkalian ab*cd = a*c | a*d + b*c | b*d, selanjutnya diajarkan bagaimana Notasi Pagar bekerja pada setiap bilangan yang terlibat sehingga didapat 84 = 8 | 4 dan 35 = 3 | 5. Selanjutnya didapat (8 | 4) * (3 | 5) = (8*3) | (8*5 + 4*3) | (4*5)Di sini Ingatan harus bertindak dengan menghitung setiap kolom dalam pagar sebagai berikut :(8*3) | (8*5 + 4*3) | (4*5) = 24 | 40+12 | 20 = 24 | 52 | 20Selanjutnya dilakukan perggeseran agar jumlah digit pada kolom sesuai dengan jumlah Notasi Pagarnya, sebagai berikut:24 | 52 | 20 = 24 | 52+2 | 0 = 24 | 54 | 0. Kemudian, 24 | 54 | 0 = 24+5 | 4 | 0 = 29 | 4 | 0 Sehingga hasilnya adalah 2940Jadi disini terdapat tahap-tahap manipulasi sebagai berikut:1. Mengalikan Bilangan sesuai Pola Horisontal untuk Perkalian a*c | a*d + b*c | b*d = (24 |52 | 20)2. Menggeser agar jumlah digit pada kolom sesuai dengan jumlah Notasi Pagarnya (24 | 52 | 20) = (24 | 54 | 0 )= (29 | 4 | 0)3. Sehingga jawabannya adalah 2940 KETERANGAN: Perhatikan pola perhitungan yang tetap konsisten untuk setiap soal yang ada yaitu mulai dari Kanan ke Kiri Cara ini kemudian di ulang-ulang untuk berbagai variasi soal yang ada sampai dapat menghitung tanpa harus mencorat-coret pada kertas. Kemudian kita masuk ke dalam digit.
contoh:
31
21x
lakukan 3 langkah berikut:
l x l maksudnya: l : bintang 1 : 1 x 1 = 1
x : bintang 2 : (3×1)+(2×1)= 5
l : bintang 1: 3×2 = 6
jawab: 651

contoh: 41
21x
maksudnya l: 1×1 = 1
x: (4×1) + (2×1) = 6
l: 4×2 = 8
jawab : 861
Baiklah saya ingin sedikit mengulastentang perkalian cepat hitung jari 13 x 17.
1. Cara paling cepat menyelesaikan 13×17 dengan jari kita adalah gunakan jari untuk memencet tombol yang paling tepat pada kalkulator (atau HP atau komputer). Kita akan segera memperoleh hasilnya. Bagaimana jika tidak tersedia kalkulator? Bagaimana jika tidak diijinkan menggunakan kalkulator?
2. Gunakan jari Anda untuk menggerak-gerakan biji-biji sempoa yang tepat. Dengan latihan yang konsisten - mungkin perlu waktu beberapa minggu - akan dapat menyelesaikan perkalian 13×17. Bagaimana jika tidak diijinkan memakai sempoa? Bagaimana jika saya tidak sabar belajar sempoa yang perlu waktu cukup lama?
3. Gunakan rumus-rumus sempoa jari, jari aritmatika, jarimatika, atau yang sejenisnya. Biasanya, untuk perkalian kita akan mengenal beberapa rumus khusus misal perkalian 6 sampai dengan 10, lalu perkalian 11 sampai dengan 15, lalu perkalian 16 sampai dengan 20. Untuk menguasainya mungkin Anda perlu waktu beberapa minggu - mohon bersabar. Itu pun Anda belum menjawab 13×17. Karena 13 masuk kelompok 11 sampai dengan 15 sedangkan 17 masuk kelompok 16 sampai dengan 20. Jangan khawatir, dengan belajar tekun Anda akan berhasil menguasainya.
4. Mengapa repot-repot sih? Gunakan saja jari-jari kita untuk memegang pensil. Lalu hitung dengan algoritma AlKhawaritzmi bersusun seperti biasa:
13
17x
5. Bahkan Anda tidak perlu menggunakan jari. Cukup gunakan imajinasi Anda. 13×17 = …
1×2 = 2
3×7 = 21
Jawab: 221 (Selesai!?)
Contoh lain:
23×27 = …
2×3 = 6
3×7 = 21
Jawab: 621
33×37 = …
3×4 = 12
3×7 = 21
Jawab:1221
Syarat utama untuk mengerjakan perkalian 1 digit untuk 6-9 ini adalah: anak ybs harus sudah tau konsep perkalian 1-5. Ini mutlak karena tanpa menguasai perkalian 1-5 dia tidak bisa mengetahui perkalian6-9.Perkalian 2x5 dapat dijelaskan sebagai 5+5
Kalau5x2adalah2+2+2+2+2Ingat konsep minum obat. Dokter selalu menganjurkan minum obat 3x1 dalam sehari. Berarti obat diminum 1 pagi, 1 siang dan 1 malam. Dosis obat jarang yg tertulis 1x3, artinyapasienharusminum3tabletsekaligus! kita kembali ke soal perkalian 6-9. Coba, jangan menghafal perkalian 6-9, tapi nanti anak akan dengan sendirinya hafal. Yuk kita lihat: berapa 8x7=?
Caranya:
8
7x
Dekatkanke10:
8 selalu berpasangan dengan 2 & 7 selalu berpasangan dengan 3
Silangkan:
8-3=5
Kalikanselisih:
2x3=6
Gabungkan Jadi jawaban adalah 56.
Cobalagi9x6=?
9 -1
6 -4
9-4=5
1x4=4
Gabungkanjadi54
12 x 11 = 132 , 16x11=176 (tinggal ditambah 1 utk bilangan puluhannya)
perkalian7x9
Caranya
7-1=6(untukpuluhan)
9-6=3(untuksatuan)
7x9=63(totalangkaselalu9)
8x9=72(total9)
Perkalian11
Angkanya dipisah, ditengahnya ditambahin penjumlahannya
Misal,
26 x 11 = 2 (2+6) 6 = 286
47 x 11 = 4 (4+7) 7 = 4 11 7 = 517
Kuadrat dengan belakang 5 Tinggal dikalikan dengan angka sesudahnya, belakangnya pasti 25
Misal
35 x 35 = 3 x 4 = 12 = 1225
75 x 75 = 7 x 8 = 56 = 5625
Perkalian sama-sama kelipatan 5 (tapi selisih 10)
Tinggal dikaliin dengan 2 angka sesudahnya, belakangnya pasti 75
Misal
45 x 55 = 4 x 6 = 24 = 2475
75 x 85 = 7 x 9 = 63 = 6375
Pengen tau, apakah angka itu kelipatan 9 atau bukan
Tinggal dijumlahin semua angkanya satu persatu
Kalo jumlahnya = 9, berarti angka itu bener kelipatan 9
Misal
349685 = 3+4+9+6+8+5 = 35 = 3+5 = 8 (berarti bukan kelipatan 9)
257022 = 2+5+7+0+2+2 = 18 = 1+8 = 9 (berarti kelipatan 9)
Kalo yang perkalian 9 dibawah angka 10
Dulu bapak saya ngajarinnya pake jari 2 tangan
Misal 4x9= Kalo 10 jari tangannya dijejerin. Dari kiri, hitungan 4 itu pas di jari telunjuk tangan kiri. Disebelah kiri jari telunjuk itu ada 3 jari, dan sebelah kanannya ada 6 jari
Jadi4x6=36. Misal lagi 8x9= Dari kiri, hitungan 8 itu pas jari tengah tangan kanan
Disebelah kiri jari tengah itu ada 7 jari, dan di sebelah kanannya ada 2
jari. Jadi 8 x 9 = 72
BAB III
KESIMPULAN

 Konsep pada pembelajaran matematika perlu diperhatikan karena termasuk dalam kesuksesan dalam menyampaikan pembelajaran matematika.
 Konsep diatas merupakan sebagai metode pembelajaran matematika yang mencakup :
1. Metode
2. Membaca situasi dan kondisi
3. Peran guru dalam pembelajaran
4. Peran siswa dalam proses pembelajaran
 Konsep tidak hanya diterapkan pada cara guru mengajar melainkan juga dipakai dalam operasi perkalian. Dengan tujuan bahwa perkalian mudah untuk dipahami dan dimengerti.
 Guru diharapkan untuk dapat mempelajari konsep diatas agar siwa senang terhadap matematika.










DAFTAR PUSTAKA

http://ganeca.blogspirit.com/archive/2005/05/27/ge_mozaik_mei_2005_%E2%80%93_bagaimana_mengajar_matematika_yang_ben.html

http://blog.rosihanari.net/cara-cepat-menghitung-perkalian-dalam-5-detik/

http://apiqquantum.wordpress.com/2008/03/14/metode-belajar-matematika-cara-menguasai-rumus-cepat-matematika/

http://apiqquantum.wordpress.com/2009/03/23/hitung-jari-cepat-contoh-13-x-17/

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/01/pemecahan-masalah-matematika-problem-solving-in-mathematica/

http://sigmetris.com Powered by Joomla! Generated: 12 May, 2009, 14:10


http://lestia.blogspot.com/2005/10/perkalian.html

http://s1pgsd.blogspot.com/2009/01/tips-menarik-minat-anak-belajar.html

0 komentar: